Facebook

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 12 November 2022

Sambutan Ketua PGRI Cabang Leuwigoong

 

Ketua PGRI cabang Leuwigoong, memberikan sambutan dalam acara pembukaan memperingati HUT PGRI ke 77 di gedung PGRI Leuwigoong. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan yang akan digelar adalah wadah bagi para peserta didik dan guru mengaktualisasikan hasil belajar dan berlatih. Pada kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan bahwa di usia yang sudah cukup dewasa PGRI selalu hadir untuk membangun Pendidikan lebih berkualitas, mempunyai komitmen yang tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia dan mensejahterakan nasib para Guru. 

Pada saat ini tantangan dan rintangan begitu berat dan nyata. Karena kita telah masuk ke dunia industri 4.0 yang memaksa untuk bisa menggunakan didalam kegiatan proses pembelajaran. Seluruh guru di dorong untuk bisa menguasai , terbukti dengan adanya wabah covid 19 , pembelajaran masih bisa berlangsung dengan metode daring dan para guru  mencoba bersusah payah dan bekerja keras menggunakan IT sebagai alat dan media penyampaian pembelajaran. 

Hal itu yang menjadi perhatian PGRI , dimana para guru didorong untuk terus mengasah dan mengembangkan potensi diri guna menghadapi kemajuan jaman dan perubahannya. Itu yang menjadi bagian  tambahan dari sambutan ketua PGRI, dan pada akhir sambutan beliau menyampaikan bahwa bulan ini adalah bulannya Guru , ulang tahunnya PGRI maka isilah dengan kegiatan positif dan ikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh PGRI sebagai jalan silaturahmi dan saling berbagi informasi dan lain lain.

Leuwigoong, 12 November 2022

Rabu, 09 Juni 2021

Aksi Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

ARTIKEL REFLEKSI

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

(PGP-1-GARUT-ASEP CAHYADIN -AKSI NYATA 3.3 )

 



Fakta (Fact) :

Setiap sekolah apabila dipetakan akan memiliki 7 modal/asset, yang berpotensi untuk dikembangkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya, Apa saja ketujuh modal asset tersebut  yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Ketujuh modal asset ini dapat, dikembangkan secara optimal dalam proses pembelajaran apabila kita dapat mengelolanya dengan baik.

Pada saat pandemic kegiatan persekolahan dalam hal tatap muka terhenti kegiatannya dan dilakukan kegiatan PJJ atau pembelajaran jarak jauh. Adanya wabah Pandemic covid 19, selama hampir 1,5 tahun telah mengganggu berbagai kegitan kehidupan manusia khususnya di dunia pendidikan. Keadaan sekolahpun hampir kurang terawatt karena dalam keadaan kosong tidak pernah dipakai untuk kegiatan sekolah dalam masa tersebut. Adanya pencanangan Gerakan Ayo Masuk Sekolah dari Bapak Buupati Garut merupakan angin segar yang diterima semua kalangan di pihak pendidikan, karena sangat merindukan untuk kembali belajar disekolah. Untuk mengembalikan semangat dan kenyamanan belajar dikelas maka sebuah kegiatan mendekorasi kelas adalah salah satu cara untuk merawat  dan memupuk semangat murid untuk kembali belajar sekolah.

Asset utama yang akan dikembangkan adalah asset fisik, karena setelah lama ditinggalkan, keadaan dan suasana baru dikelas sangat diperlukan untuk memberikan kenyamanan dan semangat belajar murid, dan kegiatan ini dikemas dengan sebuah perlombaan dengan Tema "Lomba Dekorasi Kelas “

Program ini dipilih karena menindak lanjuti program “Gerakan Ayo Masuk Sekolah “ yang dicanangkan Bapak Bupati setelah lama sekolah ditutup karena Pandemi. Dengan adanya Gerakan ini meskipun masih sifatnya simulasi , tetapi murid sudah diperbolehkan kesekolah. Kesempatan ini dioptimalkan oleh sekolah untuk mengikutsertakan para murid dalam kegiatan merawat sekolah khususnya kelas, maka kegiatan Dekorasi Kelas adalah salah satu alternative untuk merwat sekolah sekaligus membuat sebuah program yang berdampak pada murid. Dalam kegiatan ini partisipasi Kepala Sekolah, Guru dan Murid sangat dibutuhkan sekali untuk mendukung program ini dapat terlaksana. Bimbingan Guru dan semangat murid adalah sebuah indicator pencapaian keberhasilan dari program ini.

Yang paling menarik adalah tumbuhnya sikap kerjasama murid, bermunculan  ide, gagasan, pikiran, perasaan untuk menciptakan kelas yang nyaman , tersirat pesan-pesan dan berbagai kreativitas mereka dalam menuangkannya di Dekorasi kelas ini. Setiap kelas akan mengusung tema yang berbeda sesuai dengan kesepakatan kelas masing-masing, mau dihias seperti apa kelas mereka dan mempunyai nilai etika, estetika dan terkoneksi dengan materi-materi yang mereka pelajari.

Pada kegiatan ini murid dibimbing oleh Guru, dengan lini masa satu bulan kegiatan dikarenakan jadwal yang belum sempurna , tetapi ada kelanjutan kegiatan mendekorasi kelas disetiap jadwal mereka ketika PTM. Setelah satu bulan maka akan diadakan penilaian oleh TIM penilai yang telah dibentuk sekolah, Bagi kelas yang terpilih dan memiliki nilai paling tinggi dalam Mendekorasi kelasnya , sekolah telah menyiapkan Hadiah dan Penghargaan. Kegiatan inipun diinformasikan dan dilaporkan kepada orang tua masing-masing murid, supaya komunikasi dan koordinasi kegiatan sekolah dapat terwujud dengan baik.

Perasaan (feeling) :

Para murid ketika ada gerakan Ayo Masuk Sekolah merasa sangat senang sekali, apalagi dengan diadakannya perlombaan Dekorasi Kelas mereka sangat bersemangat dan antusias untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Tidak hanya di pihak murid Pihak sekolah pun merasa gembira dengan dibuka kembali sekolah , disamping dapat mewujudkan program-program yang nyata juga dapat kembali mendidik siswa dalam ruang dipersekolahan. Selain itu para orang tua menyambut positif dengan gerakan ini dan dibukanya kembali sekolah, apalagi dengan adanya program sekolah mendekorasi kelas, mereka mendukung penuh anak-anaknya langsung diberikan sebuah kegiatan partisipasi dalam mendekorasi kelanya masing-masing.

 

Temuan (finding).

Dikarenakan sudah terlalu lama mereka bersekolah dirumah dalam kegiatan mendekorasi kelas pun memerlukan bimbingan dan pengawasan yang ketat, karena apabila tidak diarahkan dengan tepat kegiatan main dan bercanda mereka tidak bisa terkontrol, yang mengakibatkan kurang bisa mencapai target penyelesain dalam jadwal kegiatannya. masing orang tua pada pekerjaannya

 

Masa Depan (future).

Jika siswa memiliki semangat merawat kelas maka semanagat peduli lingkungan pun akan tinggi. Disamping kelas menjadi bersih juga nyaman untuk kegiatan belajar kedepannya, Perubahan yang didapatkan adalah membentuk karakter para murid untuk mencintai lingkungan, bekerjasama dengan teman murid lainnya, merangsang kreativitas mereka dalam membuat tema dekorasi kelas yang mendukung kegiata belajar sesuai dengan materi-materi yang diajarkan. Sebagai budaya positif kegiatan ini juga memupuk sikap kepemimpinan dan rasa tanggung jawab dari para murid akan tugasnya masing masing dalam mendekorasi kelas. Kedepannya apabila situasi sudah normal dan murid murid sudah leluasa dalam kegiatan belajar disekolah, khususnya di program dekorasi kelas akan lebih ditingkatkan dengan cara mengikutsertakan orang tua dan pihak luar yang bisa menginspirasi ide dan gagasan supaya keadaan kelas lebih nyaman dan tema kelasnya sesuai dengan yang di cita-citakan yang lebih mendukung proses pembelajaran. 

Senin, 10 Mei 2021

Refleksi Pengelolaan Program yang berdampak pada murid

 Refleksi Modul 3.3




      Sebuah pepatah mengatakan Belajar tanpa Refleksi adalah sia-sia, Refleksi tanpa belajar itu berbahaya, dari sini kita bisa tarik kesimpulan bahwa setiap kita belajar harus bisa merefleksikan apa yang telah kita dapatkan. Dari modul 3.3 tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid  saya mendapatkan pengetahuan lebih luas dan bisa saling berbagi berkenaan dengan program-program yang berdampak pada murid. Ada hal menarik yang saya dapatkan , dimana perencanaan dan perancangan program-program yang akan di lakukan baik yang rutinitas ataupun yang temporari baiknya dikelola dan bisa berdampak pada murid. 

       Hal baru yang saya dapatkan dari mempelajari modul 3.3 ini bahwa perancangan program-program dengan menggunakan pendekatan dan alur dari BAGJA. Selain alur BAGJA dalam perancangan program strategi berikutnya harus mengacu pada MELR: Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (Monitoring, Evaluasi Pembelajaran, Laporan).  Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Sedangkan leaarning adalah salah satu cara kita menyusun model refleksi tertulis yang tujuannya mudah diingat dan membahas aspek utama dari apa yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman. yang terakhir adalah laporan dimana Laporan merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan. Strategi kedua ketika kita akan merancang program-program kita harus mempertimbangkan strategi resiko, yaitu Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Dalam setiap kegiatan faktor resiko pasti ada, tetapi bagaimana kita bisa meminimalisasi resiko tersebut dan mengolahnya menjadi kekuatan untuk menjadikan program yang kita laksanakan menjadi lebih mengena dan berdampak pada murid. 

     Setelah memahami langkah, cara dan tahapan-tahapan dari pengelolaan program yang berdampak pada murid saya menjadi terinspirasi dan akan mengimplementasikan pengetahuan baru ini di kegiatan pereskolahan. Hal pertama yang saya lakuan seperti biasa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman sejawat dan berkoordinasi dengan pimpinan atas pengetahuan baru yang saya dapatkan. mulai dari langkah kecil dengan membuat sebuah program yang bisa disepakati bersama dan menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan kita coba seoptimal mungkin program tersebut dapat diterima dan berdampak terhadap murid-murid disekolah. 

     Sebuah aksi nyata meskipun kecil akan lebih baik dibandingkan kita hanya mengetahui dan memahami tetapi tidak kita terapkan dan implementasikan secara nyata. Contoh konkret program yang akan kita buat dan dapat diterima dan dilaksanakan adalah program Jum'at berbagi dimana setiap jum'at sekali kita yang memiliki rezeki lebih dapat menyisihkan sebagian kecil hartanya untuk di berikan kepada mereka yang membutuhkan baik di lingkungan sekolah ataupun lingkungan sekitar. Pelaporan untuk kegiatan ini ditempel di mading diminggu berikutnya. Ini adalah contoh kecil dari program yang berdampak pada murid, dan tentu saja sebelumnya dirancang dulu perencanaannya dengan langkah dan konsep yang telah dipelajari secara utuh didalam modul 3,3 tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid  


Asep Cahyadin

PGP 1_Kab. Garut_ SDN 3 Karanganyar

Jumat, 07 Mei 2021

Koneksi Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.2:

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 


Sekolah dikatakan sebagai sebuah ekosistem, dimana di sekolah terjadi  bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua factor ini saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lainnya, yang akan mempengaruhi keberaadaan proses kegiatan sekolah. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah ; Murid, Kepala Sekolah,Guru, Staf/Tenaga Kependidikan dan Pengawas Sekolah. Sementara untuk factor abiotic diantaranya yaitu keuangan, prasarana dan lain-lain yang dikatakan benda tak hidup.

            Factor-faktor tadi dikatakan sumber daya yang ada disekolah yang perlu dimanfaatkan keberadaannya. Dalam pemberdayaannya dibutuhkan pola kepemimpinan dan pengelolaan sumber-sumber daya yang ada baik disekolah maupun dilingkungan sekolah. Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran yang harus mampu berperan dalam memimpin dan mengelola sumber daya. Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan pemanfaatan pada aset-aset sekolah yang dimiliki dan dikelola dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran sebagai sebuah kekuatan/potensi sekolah sesuai dengan filosofi Ki hadjar dewantara yaitu Kodrat alam dan kodrat zaman.

            Untuk menjalankan penegalolaan tersebut ada dua pendekatan yang bisa dilakukan yaitu Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking). Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Sedangkan Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

 

Dalam Tabel ini kita bisa melihat perbedaan dari kedua pendekatan tersebut ;




Menurut Kretzmann dan McKnight bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan maupun pedesaan.  Aset ini disebutkan oleh mereka untuk  mengatasi tantangan kekurangan dalam kebutuhan pada komunitas.  Masalah asset ini disampaikan oleh Green dan Haines (2002) bahwa dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

 1. Modal Manusia

  • Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
  • Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala.
  • Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.

2. Modal Sosial

  • Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat.
  • Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
  • Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.

3. Modal Fisik Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:

  • Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
  • Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.

 4. Modal Lingkungan/alam

  • Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
  • Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.

5. Modal Finansial

  • Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
  • Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
  • Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.

6. Modal Politik

  • Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
  • Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.

7. Modal Agama dan budaya

·         Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.

·         Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.

·         Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.

·         Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokohtokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya. - Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

     Koneksi atau hubungan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini dapat dikaitkan dengan materi di modul sebelumnya yakni filosofi pemikiran KHD mengenai Pendidikan sebagai proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai mausia maupun sebagai anggota masyarakat. Murid adalah salah satu asset yang harus dikelola dengan baik sesuai dengan tujuan sekolah. ataupun  tujuan pendidikan dan pengajaran. Selain itu proses pengelolaan sekolah berkaitan dengan nilai dan peran guru penggerak. Pemetaan asset dalam pengelolaan salah satu indicator untuk  menentukan Visi Sekolah yang dapat dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri apresiatif dalam BAGJA. Pendekatan asset juga dapat membangun budaya positif yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah.

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya kita dituntut untuk melakukan pendekatan berbasis asset. Dari modul ini saya mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru, bahwa sumber daya yang berada disekitar dapat dimanfaatkan dan dikelola secara optimal dalam mendukung program-program sekolah dan tentu saja dapat berdampak positif pada murid. Setelah mengetahui pemetaan asset , kita bisa mengelompokan dan memaksimalkan peran asset tersebut untuk digunakan.

 

Asep Cahyadin

SDN 3 Karanganyar

PGP - 1 - Kab. Garut

Kamis, 15 April 2021

RANGKUMAN JURNAL PERJALANAN PEMBELAJARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.a.8

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

 


Tanggal 2 mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional , bagi bangsa Indonesia merupakan  hari yang sangat penting dalam sejarah tonggak pendidikan bangsa. Tanggal yang dianggap begitu penting, bukan hanya kebetulan bersamaan dengan tanggal kelahiran sosok pahlawan nasional, namun memang disengaja sama dan untuk memperingati hari kelahiran beliau sebagai tokoh penting pergerakan nasional dalam perjuangan pendidikan anak negeri ini. Tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, tepatnya 2 Mei 1889. Keputusan menjadikan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional ini dituangkan dalam surat keputusan presiden, Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.

Bentuk perjuangannya pada masa penjajahan Belanda disamping melalui kritikan yang ditulis dalam surat kabar,de Express, yang dipimpin oleh Edward Dewes Dekker. Juga melakukan aksi nyata mendirikan sekolah yang dinamainya Taman Siswa.Pendirian sekolah ini dilakukan bersama-sama dengan teman-temannya dalam paguyubannya 'Selasa Kliwon', nama aslinya sekolah ini : National Onderwijs Institut Taman Siswa.

Sekolah ini menerapkan prinsip dasar(core values) yang mereka sebut patrap triloka, tiga prinsip dasar berkarya, yaitu :

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha - Di depan memberikan contoh
  • Ing Madya Mangun Karsa - Di tengah membangkitkan/membangun kemauan
  • Tut Wuri Handayani - Mengikuti dibelakang menyokong kekuatan

Tiga prinsip pembelajaran yang juga banyak diterapkan untuk kepemimpinan.  Bahwa seorang pemimpin tidak harus selalu di depan atau pun terdepan. Di mana pun dia berdiri memiliki peran fungsi yang berbeda.

Ketiga prinsip ini membawa peran seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran yang harus mampu mengambil sebuah keputusan-keputusan yang berpihak pada anak (murid). Keputusan yang diambil haruslah dapat diterima dan dan dipertanggungjawabkan untuk itu seorang guru harus mampu menguasi konsep-konsep pengambilan keputusan. Terkadang tantangan dalam sebuah keputusan yang akan diambil dihadapkan dalam dua dilema yaitu dilemma etika atau bujukan moral. Kedua hal ini harus dikuasai oleh seorang guru.

Lantas apa yang dimaksud dua dilema ini ‘

1.    Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan tersebut secara moral benar tetapi bertentangan.

2.    Bujukan Moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah

Selain dua dilema dalam pengambilan keputusan seorang guru harus mampu mengkondisikan paradigma yang muncul dari kasus yang dihadapi. Keempat paradigma tersebut yaitu ;

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)

Selain keempat paradigma yang menyertai dalam proses pengambilan keputusan seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Biasanya pengambilan keputusan tersebut dipengeruhi oleh 3 prinsip diantaranya ;

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Setelah mengetahui berbagai konsep pengambilan keputusan tersebut maka seorang guru dapat menjalankan langkah – langkah dan pengujian pengambilan keputusan secara terunut diantaranya ;

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
  3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
  4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
  2. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai
  3. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
  4. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
  5. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Setelah memahami konsep-konsep dan langkah serta pengujian pengambilan keputusan , ada hal lain yang harus dikuasai oleh seorang guru yaitu teknik :COACHING” dimana sebelum melakukan pengambila keputusan ini teknik coaching bisa dilakukan oleh seorang guru untuk lebih menggali potensi dalam menghadapi permasalahan yang timbul. Coaching itu sendiri berarti sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.

Tentu saja proses pengambilan keputusan tersebut tidak hanya secara mandiri diputuskan tetapi ada berbagai hal yang mempengaruhinya. Kolaborasi dengan rekan sejawat,kemitraan dengan komunitas, komunikasi effektif dengan pimpinan dan daya dukung dari stakeholder menjadi sebuah sumber daya yang kuat dalam pengambilan keputusan yang dapat diterima dan tentu saja dapat berpihak pada murid.

Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”. Dari kutipan ini kita tahu bahwa tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja yang di berikan kepada murid tetapi dengan proses-proses sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan dengan mengelaborasikan dengan teknik coaching dapat menanamkan kepada anak rasa peduli kita, rasa perhatian dan kasih sayang kita kepada mereka, sehingga mereka merasakan kenyamanan dalam mengikuti pembelajaran, merasa merdeka dalam kegiatan belajar mereka dan ini yang paling penting dan paling berharga bagi murid-murd kita.

Asep Cahyadin

PGP Angkatan 1 _ Kab. Garut

SDN 3 Karanganyar

Senin, 05 April 2021

Refleksi Pengambilan Keputusan Berbasis Dilema Etika dan Bujukan Moral


 Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Sampai pada modul 3 untuk modul 3.1 yang memuat materi Paradigma dilema etika dan bujukan moral ada hal yang ingin lebih jauh saya pelajari. terus terang materi ini adalah ilmu dan pengetahuan baru bagi diri saya. Tentang apa yang dimaksud Dilema Etika dan Bujukan moral yang berkaitan dengan pengambilan keputusan khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Konsep dan definisi dalam modul ini mengarahkan pada wawasan pengambilan keputusan yang secara sistematis bisa kita lakukan ketika menghadapi suatu permasalahan yang mengandung unsur dilema. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan  akan hidup.

ada 4 pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika :

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)

Karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia.  Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Anda akan merasakan hal hal seperti 3 point berikut ini :

  1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
  2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
  3. Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda.

Dari rasa tadi maka untuk mengambil keputusan di pengaruhi oleh 3 Prinsip berpikir diantaranya :

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Sebelum mengetahui konsep dasar pengambilan keputusan berdasarkan dilema etika dan bujukan moral , diperjalanan dalam tugas dan kegiatan pokok yaitu mengajar banyak kasus yang dihadapi sejatinya adalah kasus pengambilan keputusan yang didasari dilema etika. Banyak nilai nilai yang saling bertentangan seperti nilai kebenaran dengan kesetiaan, nilai kejujuran berlawanan dengan nilai kasihan, nilai individu dengan kelompok dan lain-lain. Tanpa disadari masalah-masalah ini sering muncul dalam proses kegiatan pembelajaran. Dahulu kita belum mengenal sistematika 9 Langkah pengambilan keputusan, dimana sistem ini menuntun kita secara runut dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang dapat diterima oleh semuanya.  Apa saja dan bagaimana langkah-langkah dari 9 pengambilan keputusan tersebut, ini diantaranya :

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus;.

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
  3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
  4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
  2. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai
  3. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
  4. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
  5. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.
Sebelumnya kita pernah mengambil keputusan ketika berada disuatu situasi yang sulit , dulu sebelum mengenal materi ini kita mengambil keputusan yang terbaik , dan mengalir begitu saja , beda setelah kita mempelajari materi ini ada dokumentasi atau langkah yang bisa kita lakukan secara runut dalam pengambilan keputusannya. Lebih detail dan dapat mempunyai catatn dari pengambilan keputusan yang dilakukan. Meskipun arah dan hasil putusan yang hampir sama untuk memberikan pemecahan masalah yang terbaik yang dapat diterima semua pihak.

 Setelah memdalami materi dimodul ini dan banyak situasi-situasi contoh kasus yang dapat dipelajari, memberikan wawasan yang luas dan membekali saya untuk dapat menjalankan secara sistematis dalam pengambilan keputusan yang nantinya saya alami. Saya mulai faham kasus kasus yang terjadi dan bagaimana strategi untuk menghadaoinya, minimal untuk memperkecil  gesekan-gesekan dari terjadinya proses masalah dan pengambilan keputusan yang akan diambil

Dari pernyataan bahwa Pendidikan adalah seni  untuk membuat manusia berperilaku etis, adalah pernyataan yang sangat setuju sekali bagi saya. Karena dengan pendidikan manusia akan terbentuk menjadi manusia sebagai Fitrahnya yang memiliki akal dan perasaan yang telah Tuhan berikan. Tuhan telah menitipkan pada raga manusia itu akal dan perasaan untuk bekal hidup menjadi manusia yang beradab, dan pada dasarnya manusia  memiliki anugrah itu. Dengan Pendidikan tentu saja dasar yang sudah ada pada diri manusia akan terasah dengan baik dan akan memandu manusia tersebut menjadi manusia yang berprilaku etis dan beradab.

Asep Cahyadin
CGP Angkatan 1 Kabupaten Garut
SDN 3 Karanganyar 


Jumat, 12 Februari 2021

RPP BERDIFERENSIASI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RPP BERDIFERENSIASI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP PJOK DALAM JARINGAN ( DARING )

 

 

Satuan Pendidikan      : SDN 3 Karanganyar

Kelas / Semester          :  5 /1

Materi                          : Kombinasi Gerak Dasar dalam berbagai Permainan Bola Besar.

Materi Pokok              : Sepak Bola

Pertemuan ke              :  1

Alokasi waktu             :  1 x 30 Menit

 

A.    TUJUAN PEMBELAJARAN

 

·         Melalui video pembelajaran gerakan teknik  dasar dribbling dalam permainan sepak bola, siswa dapat menjelaskan Menjelaskan kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan sepak bola.

·         Melalui video pembelajaran gerakan teknik  dasar dribbling dalam permainan sepak bola, siswa dapat mempraktikan kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan sepak bola.

 

B.  SUMBER BELAJAR

1. Orang di sekitar murid (keluarga/teman)

2. Aplikasi google meet, google formulir, dan WhatsApp

3. Buku Guru Penjas Orkes Kementerian Pendidikan Nasional Kelas 5.

4. WhatsApp Grup PJOK Kelas 5

5. Video pembelajaran  teknik dasar dribbling dalam permainan sepak bola dalam link youtube

     https://youtu.be/piJkZD0VgLI

 

C.    KEGIATAN  PEMBELAJARAN

 

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

-          Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan membaca doa dipandu melalui Grup Whatsapp, Zoom, Google Meet dan aplikasi lainnya (Orientasi).

-          Mengecek kehadiran peserta didik dengan mengabsen (Disiplin)

-          Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)

-          Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Motivasi)

10 menit

Kegiatan

Inti

Penyampaian panduan cara belajar selama Covid-19/ PJJ Kepada peserta didik oleh guru (Whatsapp Grup, Google Form dan PPT/Power Point ).

 

Pelaksanaan Tugas

-          MengamatiPeserta didik mengamati video tentang kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan sepak bola yang diberikan oleh guru melalui link youtube di Grup Whatsapp (Creativity and innovation).

Guru melakukan diferensiasi proses.

 

-          Menanya – Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan sepak bola (Critical Thinking and problem solving)

-          Menalar – Siswa mencoba berdiskusi dengan teman dan orang disekitar, (Collaboration and communication)

-          Mencoba – Siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam permainan sepak bola.

-          Mengkomunikasikan – Peserta didik menyampaikan proses melakukan pembelajaran pada guru (Comunication)

Guru melakukan diferesnsiasi produk.

 

Meminta kerjasama orang tua untuk memfoto gerakan yang dipelajari anak nya

Pengumpulan Tugas yang telah diberikan oleh guru.

15 menit

Kegiatan

Penutup

Sebagai penutup lakukan gerakan pendinginan dengan di dampingi orang tua

 

Do’a penutup setelah  melakukan kegiatan

5 menit

 

                             

PENILAIAN

1) Bentuk Penilaian

a. Penilaian Sikap.

Jurnal pengamatan dan masukan dari orang tua/wali murid dan masyarakat sekitar jka diperlukan.

Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan tugas.

b. Penilaian Pengetahuan.

Mengerjakan tugas/soal kognitif pada video pembelajaran yang diberikan kemudian dikirimkan berupa gambar/tulisan yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

Menunjukkan pengetahuan tentang kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam teknik  dasar dribbling permainan sepak bola

c. Penilaian Ketrampilan.

Mengirimkan bukti praktik (foto/video/sesuai kemampuan peserta didik) sesuai instruksi tugas pada video pembelajaran.

Mendemonstrasikan keterampilan kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam teknik  dasar dribbling permainan sepak bola

 

 

 

 

 

2) Strategi dan Alat Penilaian:

a. Penilaian Sikap

Strategi : Observasi

Alat : Catatan Anekdot       

NAMA SISWA

TANGGAL/

CATATAN SIKAP

TANGGAL/

CATATAN SIKAP

TANGGAL/

CATATAN SIKAP

TANGGAL/

CATATAN SIKAP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b. Penilaian Pengetahuan dan Ketrampilan.

Strategi : Unjuk kerja

Alat : Checklist        

INDIKATOR

CHEKLIST

CATATAN

Pengetahuan

Tercapai

Berkembang

Baru Mulai terlihat

 

Menunjukan pengetahuan

Tentang kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam teknik  dasar dribbling permainan sepak bola

 

 

 

 

Keterampilan

Tercapai

Berkembang

Baru Mulai terlihat

 

Melakukan kombinasi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif dalam teknik  dasar dribbling permainan sepak bola

 

 

 

 

Struktur Kalimat

 

 

 

 

Kosakata

 

 

 

 

Ejaan

 

 

 

 

Kreatifitas

 

 

 

 

                                                                       

Mengetahui Kepala Sekolah

SD NEGERI  3 KARANGANYAR

 

 

LILIS SUPARTIKAH, S.Pd

NIP. 19640202 198305 2 001

 

KARANGANYAR, Juli 2020

Guru Mata Pelajaran

 

 

ASEP CAHYADIN, S.Pd, M.Pd

NIP. 19800701 201001 1 014

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAHAN MATERI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.      VIDEO PEMBELAJARAN

LINK YOU TUBE

https://youtu.be/piJkZD0VgLI

 

A.    VIDEO PEMBUKAAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 


B.     SEKILAS TENTANG MATERI

 

 

 

 

 

 

 

 

 


C.     ALAT DAN BAHAN YANG HARUS DISEDIAKAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


D.    PROSES PEMBIASAAN SEBELUM KEGIATAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


E.     KEGIATAN PEMANASAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


F.      KEGIATAN INTI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


G.    PENUTUPAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


2.      BUKU PELAJARAN PJOK KELAS 5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN MURID (LKPM)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


                     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


MEDIA PEMBELAJARAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.    WHATSAPP GRUP KELAS 5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


2 BUKU SISWA PJOK KELAS 5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


3.VIDEO PEMBELAJARAN LINK YOTUBE